TONE KONTROL PEAVEY BASIC 50

 PEAVEY 50 adalah ampli bass yang memiliki daya hingga 50 watt RMS.

Produk BASIC 50 ini telah masuk ke Indonesia sejak era 90-an. Pada saat itu ampli ini cocok dipakai untuk ampli rumahan, studio mini, venue kecil, panggung kecil dan keperluan skala kecil lainnya.

Ampli ini memang cocok untuk gitar bass. Hanya saja dipakai untuk microphone, kibot dan gitar senar 6 masih bisa juga, hanya bermodalkan main-main di settingan potensio pengolah nadanya saja.

Saya menduga dikatakan basic karena memang fitur yang diberikan oleh pabrik ini kemungkinan sangat basic atau pokok-pokoknya saja. Yang penting bisa berbunyi.


Foto milik en_audiofanzine_com


Penasaran dengan isi skema elektroniknya, maka saya mencari bagaimanakah isi skemanya.

Saya mendapatkan skema ini dengan menjelajah di internet hingga memperoleh file-nya.

Selanjutnya file ini saya ambil yang bagian Tone kontrolnya saja. Dipangkas dan dipoles sedikit biar bisa di review.

MENELITI SKEMA TONE KONTROL AMPLI INI

Sebelum saya membongkar isi skema tone kontrol ini, maka berikut ini adalah foto penampakan dari potensio yang bertugas untuk mengatur nada yang akan ditampilkan oleh sang pemain gitar bass.

Nampak ada 4 potensio EQUALIZATION dengan nama LOW, MID, HIGH dan PRESENCE.

Apa nih Presence? habis ini kita bongkar bersama-sama ya?

Foto milik reverb_com

Berikut ini adalah skema hasil pangkasan pada ampli bass buatan Peavey dengan nama BASIC 50 ini:


KLIK UNTUK MEMPERBESAR

Nampak dalam gambar diatas ada 1 OPAMP saja yang dipakai untuk mengolah nada suara gitar.

Saya jadi teringat dengan gaya skema pada ampli tabung. Gayanya mirip banget. Gaya pasif kontrol.

Setelah masuk ke rangkaian "pasif tone control", maka sinyal ini masuk ke OPAMP lewat jalur non inverting input.

Jika saya perhatikan potensio yang bertulikan PRESENCE ini sepertinya sebuah rangkaian untuk menaikkan gain nada middle keatas.
 

PENJELASAN SKEMA TONE KONTROL INI

Sinyal audio masuk ke rangkaian tone kontrol. Jika frekwensinya cenderung tinggi, maka ia akan lewat ke C7 ( 270pF). Jika is cenderung lebih rendah, maka akan lolos lewat R10 ( 47K ), C8 ( 33nF ) dan frek yang lebih tinggi dari middle akan diredam oleh C9 ( 100nF ).

Jika R14 cenderung besar ( hingga 250K ), maka akan meloloskan frek middle. Jika R14 cenderung kecil hingga tersisa R12 ( 10K ), maka suara bass akan lebih terasa daripada suara middle.

C11 (100nF ) bertugas untuk kopling sinyal ke U1B.

Penguatan OPAMP U1B ditentukan oleh R19 ( 47K ) dan R18 ( 6K8 ). C16 berfungsi untuk bloking DC sekaligus meneruskan arus AC ber-frekwensi. Sedangkan untuk R16 ( 1K5 ) seri dengan potensio PRESENCE R17 ( B10K ) juga menentukan penguatan OPAMP pada frekwensi yang lebih middle melihat nilai kapasitor c15 ( 47 nF ).

Diode CR3 dan CR4 bertugas untuk menetralkan arus balik pada outputan OPAMP.

C17 ( 470nF ) bertugas untuk kopling AC dan blok DC pada output OPAMP U1B untuk selanjutnya masuk ke potensio POST.

PRE= potensio untuk gain dari sinyal masuk. 
POST = potensio untuk volume dari sinyal keluaran hasil olahan.

 

Komentar